Thursday, October 16, 2025

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 4B

Latihan Soal

10 Soal Isian

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan Gaya Bahasa Ilmiah.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan Logika.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah SPOK (Subjek–Predikat–Objek–Pelengkap–Keterangan).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah Komputer (dari computer) atau Demokrasi (dari democracy).
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata Penulis atau Kami.
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan Judul Karya dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan Ambiguitas (atau ambiguitas makna) makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Grammarly atau Turnitin/DupliChecker/Korektor daring.
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang Meningkatkan Kualitas.

Soal Esai

1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis. 

Jawab: Menggunakan aturan bahasa yang benar, seperti tata bahasa, ejaan, pilihan kata, dan gaya resmi, dalam tulisan akademik menunjukkan seberapa teliti dan berkomitmennya penulis untuk menyampaikan ide ilmiah dengan akurat. Keprofesionalan penulis terlihat dari bagaimana mereka menyajikan pikiran secara netral, jujur, dan sesuai dengan standar yang diterima di dunia akademik. Kejujuran ilmiah muncul dari konsistensi dan kepatuhan pada aturan bahasa, yang membuat argumen mereka jelas, logis, dan bisa dicek kebenarannya, sehingga orang lebih percaya pada penulis dan institusinya

2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai. 

Jawab:

    • Kehematan: Menghindari kata-kata yang berlebihan.
      • Contoh sesuai: Mahasiswa sedang belajar di kelas.
    • Kepaduan: Unsur-unsur kalimat (SPOK) saling mendukung dan padu.
      • Contoh sesuai: Penelitian ini membahas faktor-faktor penyebab kemiskinan di perdesaan.
    • Kejelasan: Tidak menimbulkan tafsir ganda (tidak ambigu).
      • Contoh sesuai: Permasalahan tersebut dikaji melalui pendekatan kualitatif.
    • Kesatuan: Memuat satu pokok pikiran utama yang utuh.
      • Contoh sesuai: Hipotesis penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antarvariabel.
    • Logika: Hubungan antarbagian kalimat runtut dan masuk akal.
      • Contoh sesuai: Berdasarkan data hasil observasi, kami menyimpulkan bahwa metode tersebut efektif.

3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

Jawab:

Huruf Kapital:

Huruf kapital biasanya dipakai untuk menandai awal kalimat atau nama-nama khusus, seperti nama orang, gelar, bangsa, atau hari besar. Fungsinya adalah bikin tulisan lebih rapi dan standar, jadi mudah dibedakan. Misalnya: "Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada hari Senin," itu bikin kalimat terlihat lebih jelas dan profesional.

Huruf Miring:

Huruf miring sering digunakan untuk menekankan kata-kata tertentu, menulis judul buku atau jurnal, atau menyertakan istilah asing yang belum biasa dipakai dalam bahasa Indonesia. Tujuannya adalah buat bagian itu lebih menonjol atau mudah dibedakan. Sebagai contoh, "Konsep zeitgeist dijelaskan dalam buku Ilmu Pengetahuan Perilaku" di sini, huruf miring bantu menarik perhatian ke kata-kata penting.

 4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Jawab: Perbaikan bahasa dalam tulisan ilmiah sangatlah krusial, karena kekeliruan dalam penggunaan bahasa bisa merusak kepercayaan terhadap penulis, mengacaukan kelancaran pikiran pembaca, dan menimbulkan kerancuan arti, yang pada akhirnya berisiko menunda proses penerbitan.

Langkah-langkah:

    1. Membaca Kembali Naskah: Melakukan pembacaan keseluruhan teks untuk menangkap alur penalaran secara utuh.
    2. Mengecek Struktur Kalimat: Memastikan bahwa setiap kalimat memiliki kerangka SPOK yang lengkap serta menghindari kejelasan yang buram atau pola paralel yang tidak selaras (aspek gramatika).
    3. Mengecek Ejaan dan Tanda Baca: Memanfaatkan acuan EYD V untuk memverifikasi penggunaan kapital, penulisan kata pinjaman, dan posisi tanda baca yang sesuai.
    4. Mengecek Pemilihan Kata: Memastikan bahwa kosakata ilmiah yang dipakai bersifat objektif, ringkas, efisien, dan sesuai dengan standar KBBI (pemilihan diksi).
    5. Mengecek Keseragaman: Memastikan bahwa gaya bahasa dan termin teknis tetap konsisten di sepanjang teks.

5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan? 

Jawab: Pemilihan diksi dan gaya bahasa memengaruhi kredibilitas tulisan. Gaya akademik yang objektif, formal, dan netral menunjukkan argumen berdasarkan data serta logika, bukan emosi. Diksi hemat dengan istilah tepat menandakan profesionalisme, sementara penggunaan "saya", bahasa informal, atau kalimat bertele-tele menciptakan kesan subjektif. Secara keseluruhan, bahasa tertib memperkuat argumen dan integritas ilmiah.

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 4A

Kaidah Bahasa dalam Teks Akademik: Prinsip dan Implikasi

Pendahuluan

Teks akademik didefinisikan sebagai karya tulis yang tunduk pada kaidah bahasa yang sistematis, konsisten, objektif, dan formal. Dalam konteks ini, teks akademik seringkali identik dengan teks ilmiah, di mana keduanya merujuk pada produk penulisan yang memiliki ciri objektif, netral, dan menggunakan kosakata ilmiah serta istilah teknis. Perbedaan utama terletak pada penggunaan kaidah bahasa yang kaku dan formal pada teks ilmiah, mencerminkan ketelitian dan integritas penulis. Karakteristik utama teks ilmiah mencakup objektivitas, formalitas, diksi yang hemat dan padat, serta penghindaran kata ganti orang pertama tunggal seperti "saya".

Isi

Struktur teks akademik yang baik dimulai dari tingkat kalimat, yang wajib efektif dengan lima prinsip utama: kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan logika. Semua kalimat harus berpedoman pada struktur gramatikal SPOK (Subjek–Predikat–Objek–Keterangan) untuk menjamin keterbacaan dan menghindari ambiguitas. Selain itu, prinsip penulisan akademik yang baik menuntut kepatuhan terhadap Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD V), mencakup aturan huruf kapital, huruf miring untuk istilah asing, dan penggunaan tanda baca yang presisi guna mencegah distorsi makna. Pentingnya literasi kritis ditekankan dalam membaca dan menulis, karena ini adalah fondasi bagi penulis untuk melakukan self-editing dan menerima umpan balik kritis demi penyempurnaan naskah.

Penutup dan Implikasi

Penerapan kaidah bahasa yang benar memiliki implikasi mendalam, yakni meningkatkan kualitas, keterbacaan, dan memperkuat logika ilmiah tulisan, yang pada akhirnya meningkatkan profesionalisme penulis dan kredibilitas institusi akademik. Untuk mengatasi tantangan ini, solusi yang dapat diterapkan meliputi pelatihan literasi bahasa secara berkala, penyediaan modul pembelajaran berbasis praktik, pembudayaan revisi dan umpan balik sejawat, serta pemanfaatan teknologi bantu penulisan (seperti korektor daring). Kaidah bahasa adalah cerminan etika dan tanggung jawab ilmiah yang harus dijunjung tinggi dalam setiap karya akademik.

Daftar Pustaka

  • Hasanuddin, D. (2022). Analisis Kalimat dan Paragraf dalam Bahasa Akademik. Jakarta: Penerbit Ilmu.
  • Prasetyo, H. (2022). Literasi Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Media Cendekia.

Saturday, October 11, 2025

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Terstruktur 3

Penggabungan Konsep Arsitektur Neo-Vernakuler dan Pendidikan Arsitektur sebagai Upaya Pelestarian Nilai Budaya Bangunan Tradisional

1. Pendahuluan

Latar Belakang

Arsitektur merupakan cerminan kebudayaan manusia yang senantiasa berkembang mengikuti perubahan zaman. Sebagaimana dijelaskan oleh Adhimastra, arsitektur tidak sekadar wujud fisik bangunan, tetapi juga merupakan ungkapan nilai, fungsi, dan makna sosial budaya yang mencerminkan kehidupan masyarakat. Dalam konteks globalisasi dan modernisasi, banyak nilai-nilai arsitektur tradisional yang mulai tergerus oleh tren modern yang bersifat universal. Fenomena ini menimbulkan tantangan bagi dunia arsitektur Indonesia dalam mempertahankan identitas kebangsaan di tengah derasnya pengaruh modernisme.

Salah satu konsep yang menawarkan solusi atas permasalahan tersebut adalah arsitektur neo-vernakuler, yakni pendekatan yang memadukan nilai-nilai lokal (vernacular) dengan inovasi modern. Widi & Prayogi (2020) menegaskan bahwa arsitektur neo-vernakuler merupakan bentuk interpretasi baru dari arsitektur tradisional yang mengadopsi nilai-nilai lokal dengan sentuhan teknologi dan gaya modern.

Sementara itu, penelitian Labib (2023) pada rumah adat Bale Tani di Desa Sade, Lombok, menunjukkan bahwa penggabungan unsur neo-vernakuler dapat meningkatkan nilai estetika, utilitas, dan keberlanjutan tanpa menghilangkan identitas budaya Sasak.

Melalui penggabungan pandangan teoritis dan empiris tersebut, laporan ini berupaya menelaah keterkaitan antara nilai keilmuan, kebangsaan, dan pendidikan arsitektur dalam penerapan konsep neo-vernakuler di Indonesia.

Tujuan

Tujuan penyusunan laporan ini adalah:

  1. Menganalisis potensi nilai-nilai bahasa, keilmuan, dan kebangsaan dalam arsitektur neo-vernakuler.
  2. Mengidentifikasi relevansi konsep neo-vernakuler terhadap pendidikan arsitektur modern.
  3. Memberikan rekomendasi strategis untuk pengembangan pendidikan arsitektur yang berorientasi pada pelestarian budaya bangsa.

2. Metodologi

Metode Eksplorasi

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-komparatif, dengan menggabungkan hasil eksplorasi dari ketiga sumber ilmiah yang relevan. Eksplorasi dilakukan melalui:

  1. Analisis literatur dari tiga jurnal utama untuk mengidentifikasi gagasan inti dan pendekatan konseptual.
  2. Perbandingan tematik terhadap penerapan nilai-nilai neo-vernakuler pada studi kasus (Bale Tani dan Rumah Keramik F. Widiyanto).
  3. Sintesis teoretis antara konsep pendidikan arsitektur dan penerapan prinsip arsitektur neo-vernakuler.

Metode Analisis

Analisis dilakukan dengan tiga fokus utama:

  1. Nilai Bahasa – bagaimana konsep arsitektur diartikulasikan dalam simbol, estetika, dan komunikasi budaya.
  2. Nilai Keilmuan – sejauh mana pendekatan ilmiah dan metodologis diterapkan dalam perancangan bangunan neo-vernakuler.
  3. Nilai Kebangsaan – bagaimana arsitektur neo-vernakuler memperkuat identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

3. Hasil dan Pembahasan

Nilai Bahasa dalam Arsitektur Neo-Vernakuler

Bahasa dalam arsitektur berperan sebagai media komunikasi nonverbal yang mengandung simbol dan makna kultural. Dalam konteks neo-vernakuler, bentuk, material, dan tata ruang mencerminkan narasi lokalitas.

Pada rumah adat Bale Tani di Lombok, setiap elemen arsitektur mengandung makna linguistik dan simbolik: struktur berundak merepresentasikan hierarki sosial dan spiritualitas masyarakat Sasak. Bahasa arsitektur tersebut menegaskan bahwa bentuk fisik bangunan merupakan hasil tafsir budaya dan sistem nilai yang hidup.

Sementara pada Rumah Keramik F. Widiyanto, nilai bahasa diwujudkan melalui ekspresi artistik yang menggabungkan bentuk tradisional seperti atap joglo dengan material modern. Ini menunjukkan bahwa bahasa arsitektur dapat menjadi jembatan antara nilai estetika lokal dan ekspresi modernitas.

Nilai Keilmuan: Integrasi Konsep dan Pendidikan Arsitektur

Adhimastra menegaskan bahwa pendidikan arsitektur harus menanamkan prinsip Firmitas, Utilitas, dan Venustas (kekuatan, fungsi, dan keindahan) sebagaimana dikemukakan Vitruvius. Prinsip ini selaras dengan gagasan neo-vernakuler yang mengedepankan keseimbangan antara kekuatan struktur lokal, fungsi adaptif, dan keindahan kontekstual.

Dari segi keilmuan, penerapan metode eksperimen digital dan analisis prototipe 3D pada penelitian Labib (2023) menunjukkan pendekatan ilmiah yang progresif dalam memahami adaptasi arsitektur tradisional terhadap kebutuhan modern. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan arsitektur perlu menumbuhkan kemampuan eksploratif dan kritis terhadap konteks lokal sebagai bagian dari inovasi desain.

Selain itu, metode deskriptif yang digunakan oleh Widi & Prayogi (2020) dalam menganalisis bangunan budaya memperlihatkan pentingnya empirisitas visual dan observasi langsung dalam pengajaran arsitektur agar mahasiswa tidak hanya memahami bentuk, tetapi juga filosofi yang melatarbelakanginya.

Nilai Kebangsaan: Pelestarian Identitas dan Integrasi Budaya

Nilai kebangsaan tercermin dalam upaya mempertahankan identitas budaya melalui desain yang menghargai tradisi lokal. Neo-vernakuler menjadi strategi untuk menolak homogenisasi global arsitektur modern.

Labib (2023) menegaskan bahwa arsitektur neo-vernakuler seperti Bale Tani dapat menjadi simbol keberlanjutan budaya nasional, yang menggabungkan kearifan lokal dan teknologi modern. Dengan demikian, konsep ini tidak hanya mempertahankan bentuk, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap warisan bangsa.

Widi & Prayogi (2020) menambahkan bahwa arsitektur neo-vernakuler memungkinkan munculnya kebanggaan kultural dalam ruang publik, misalnya melalui fasilitas budaya dan hiburan yang menampilkan identitas lokal di tengah perkembangan urban.

Pendidikan arsitektur, sebagaimana ditekankan Adhimastra, memiliki tanggung jawab moral untuk menanamkan kesadaran kebangsaan kepada calon arsitek agar mereka tidak hanya menjadi perancang bentuk, tetapi juga penjaga nilai dan identitas nasional.

4. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Dari hasil sintesis tiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa:

  • Arsitektur neo-vernakuler merupakan jembatan konseptual antara tradisi dan modernitas yang berperan penting dalam pelestarian nilai-nilai budaya Indonesia.
  • Nilai bahasa dalam arsitektur terwujud melalui simbolisme bentuk, tata ruang, dan material lokal yang berfungsi sebagai media ekspresi identitas daerah.
  • Nilai keilmuan tampak pada integrasi metode analisis ilmiah dalam pendidikan dan penelitian arsitektur yang menggabungkan inovasi digital dan kearifan lokal.
  • Nilai kebangsaan diartikulasikan melalui upaya desain yang mempertahankan karakter lokal sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap keberlanjutan budaya bangsa.

Rekomendasi

  • Pendidikan arsitektur perlu mengintegrasikan kurikulum berbasis lokalitas dengan pendekatan neo-vernakuler agar mahasiswa memahami hubungan antara budaya, lingkungan, dan teknologi.
  • Pemerintah dan akademisi sebaiknya mendorong riset terapan yang berfokus pada inovasi desain beridentitas nasional.
  • Praktisi arsitektur dianjurkan untuk menjadikan neo-vernakuler bukan sekadar gaya, tetapi sebagai etos desain yang berpihak pada keberlanjutan dan pelestarian budaya.
  • Komunitas masyarakat hendaknya dilibatkan aktif dalam proyek-proyek arsitektur lokal untuk menjaga relevansi sosial dan nilai kebersamaan.

Daftar Rujukan:

  • Potensi Nilai Arsitektur Neo-Vernakuler dalam Rumah Adat Bale Tani di Lombok (Labib, 2023)
  • Arsitektur dan Pendidikan Arsitektur Adhimastra
  • Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular pada Bangunan Fasilitas Budaya dan Hiburan (Widi & Prayogi, 2020)

Mind Map 



Thursday, October 9, 2025

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas mandiri 1

 Latihan soal 

A. Pilihan Ganda 

1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat konseptualisasi gagasan. Hal ini menunjukkan peran bahasa sebagai...

a) Alat komunikasi sehari-hari

b) Alat pikir dan ekspresi intelektual

c) Simbol identitas daerah

d) Sarana hiburan semata

2. Dalam konteks dunia akademik, salah satu tantangan utama penggunaan Bahasa Indonesia adalah...

a) Kurangnya penutur asli

b) Dominasi bahasa asing dan kurangnya padanan istilah ilmiah

c) Tidak adanya jurnal ilmiah nasional

d) Kaidah tata bahasa yang terlalu rumit

3. Teks ilmiah berfungsi sebagai jembatan ilmu karena...

a) Ditulis dengan bahasa yang puitis

b) Menghubungkan pengetahuan penulis dengan pemahaman pembaca

c) Selalu diterbitkan dalam dua bahasa

d) Hanya bisa diakses oleh akademisi tertentu

4. Salah satu syarat penulisan karya ilmiah yang baik adalah...

a) Menggunakan bahasa gaul yang kekinian

b) Kepatuhan terhadap kaidah EYD dan PUEBI

c) Panjang tulisan yang tidak terbatas

d) Hanya menggunakan istilah asing

5. Upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui cara berikut, KECUALI...

a) Publikasi jurnal berbahasa Indonesia yang terindeks global

b) Kolaborasi riset dengan abstrak bilingual

c) Mengganti bahasa pengantar di semua sekolah dengan bahasa Inggris

d) Program pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

6. Dasar hukum kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara ditetapkan dalam...

a) Sumpah Pemuda 1928

b) Undang-Undang Dasar 1945

c) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

d) Keputusan Presiden pertama

7. Fungsi bahasa Indonesia yang menyatukan keragaman budaya dan etnis di Indonesia dikenal sebagai fungsi...

a) Komunikatif

b) Edukatif

c) Identitas Nasional

d) Ilmiah

8. Lembaga pemerintah yang bertugas mengembangkan dan membina Bahasa Indonesia adalah...

a) LIPI

b) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)

c) Kementerian Luar Negeri

d) UNESCO

9. Salah satu strategi untuk memartabatkan Bahasa Indonesia di ranah ilmu pengetahuan adalah...

a) Pengembangan istilah baru yang sesuai kaidah

b) Menghindari penggunaan bahasa Indonesia dalam diskusi ilmiah

c) Menerjemahkan semua jurnal internasional ke bahasa daerah

d) Hanya menggunakan bahasa Indonesia untuk sastra

10. Menurut modul, bahasa Indonesia berkembang menjadi bahasa ilmu, hukum, pendidikan, dan teknologi. Hal ini menunjukkan...

a) Bahasa Indonesia kaku dan tidak berkembang

b) Kedudukan bahasa Indonesia yang dinamis dan multifungsi

c) Bahasa Indonesia hanya untuk kepentingan formal

d) Fungsi bahasa Indonesia semakin menyempit

B. Soal Isian 

  1. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium Berpikir
  2. Dalam Sumpah Pemuda 1928, Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa Nasional
  3. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Ilmiah untuk menyusun dan menyebarluaskan gagasan akademik.
  4. Program yang dirancang untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing disebut BIPA
  5. Penulisan karya ilmiah menuntut ketepatan Istilah  dan kejelasan struktur kalimat.
  6. Eksplorasi teks meliputi analisis struktur, pemahaman makna, dan evaluasi argumentasi dalam sebuah teks ilmiah.
  7. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara  berarti digunakan dalam administrasi, pendidikan, dan hukum.
  8. Pengembangan istilah ilmiah diperlukan untuk mengatasi tantangan kurangnya padanan istilah dalam bahasa Indonesia.
  9. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui Diplomasi kebahasaan dan peningkatan literasi akademik.
  10. Salah satu buku rujukan utama untuk tata bahasa baku Indonesia adalah buku Tata bahasa baku Indonesia yang disusun oleh Anton M. Moeliono.

C. Soal Esai

1. Jelaskan mengapa bahasa Indonesia disebut sebagai "wahana intelektual dan ilmiah" dan berikan minimal dua contoh konkret perwujudannya dalam dunia akademik!
Jawab: 
Bahasa Indonesia disebut wahana intelektual dan ilmiah karena digunakan untuk membentuk, menyusun, dan menyampaikan gagasan yang rumit secara teratur dan logis. Dengan bahasa, manusia bisa mengubah ide abstrak menjadi bentuk yang jelas dan mudah dipahami. Dalam ilmu pengetahuan, bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir, membuat teori, dan menyampaikan argumen kritis.
contoh dua konkret:
1. Penulisan Karya Ilmiah: Mahasiswa memakai bahasa Indonesia untuk menulis skripsi, tesis, atau artikel ilmiah yang harus memakai istilah tepat, kalimat logis, dan bersifat objektif. Cara menulis dengan bahasa yang baik dan benar menunjukkan kemampuan berpikir dan kualitas penulis.

2. Diskusi dan Seminar Ilmiah: Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat berdiskusi secara kritis dan bekerja sama. Dalam seminar, dosen dan mahasiswa memakainya untuk mengembangkan teori, menilai penelitian, dan menyampaikan pendapat dengan jelas agar tercapai pemahaman bersama dan kemajuan ilmu.

2. Analisislah hubungan antara "bahasa" dan "pembangunan ilmu pengetahuan" di Indonesia! Mengapa penguatan peran bahasa Indonesia dianggap crucial (sangat penting) dalam konteks ini?
Jawab:
Hubungan antara bahasa dan perkembangan ilmu di Indonesia saling mendukung. Bahasa Indonesia menjadi dasar penting untuk menyebarkan, memahami, dan menciptakan ilmu baru di dalam negeri. 
Pentingnya Memperkuat Peran Bahasa Indonesia:

1. Akses dan Penyebaran Ilmu: Pemakaian bahasa Indonesia dalam karya ilmiah membuat hasil penelitian lebih mudah dipahami oleh semua orang—mulai dari mahasiswa, guru, sampai pembuat kebijakan—sehingga ilmu bisa dimanfaatkan secara luas.  

2. Penguatan Literasi Akademik: Bahasa Indonesia yang baku membantu pembentukan istilah ilmiah yang jelas dan seragam. Ini mendukung kemampuan membaca, memahami, dan menulis teks ilmiah dengan lebih kritis.

3. Kedaulatan Ilmu: Memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu berarti menjaga jati diri dan kemandirian bangsa. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menerima ilmu dari luar, tapi juga bisa menyumbangkan gagasan ilmiah sendiri ke dunia. 

3. Berdasarkan modul, terdapat sejumlah tantangan dalam memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu. Identifikasi dua tantangan utama tersebut dan proposalkan satu solusi strategis untuk mengatasi masing-masing tantangan! 
Jawab: 
1. Memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu adalah dominasi bahasa Inggris di dunia akademik, sehingga banyak peneliti lebih memilih menulis dalam bahasa tersebut. Solusinya, perlu didorong penerbitan jurnal ilmiah berbahasa Indonesia yang berkualitas dan memiliki versi bilingual agar tetap bisa dikenal secara global. 
2.  Kurangnya istilah ilmiah dalam bahasa Indonesia, sehingga banyak istilah asing masih digunakan. Solusinya, kembangkan glosarium dan buat istilah baru yang sesuai kaidah bahasa Indonesia (PUEBI) supaya bahasa kita bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan modern.  

4. Jelaskan perbedaan mendasar antara kedudukan bahasa Indonesia sebagai "bahasa nasional" dan sebagai "bahasa negara"! Berikan satu contoh penggunaan untuk masing-masing kedudukan tersebut.
Jawab: 
1. Bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan sebagai lambang identitas dan pemersatu bangsa yang beragam. Kedudukan ini berasal dari Sumpah Pemuda 1928 dan lebih berfokus pada aspek sosial dan budaya, misalnya digunakan dalam komunikasi antar suku atau kegiatan masyarakat. 
Contoh: digunakan oleh masyarakat dari berbagai suku saat berinteraksi di pasar atau acara nasional seperti peringatan Hari Kemerdekaan.

2. Bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai secara resmi dalam pemerintahan, pendidikan, hukum, dan administrasi. Hal ini diatur dalam UUD 1945. Contohnya, digunakan dalam pembuatan undang-undang, pidato pejabat, serta proses belajar di sekolah dan kampus.
Contoh: dipakai dalam pidato Presiden, dokumen undang-undang, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

5. Menurut Anda, bagaimana peran generasi muda (mahasiswa) dalam upaya internasionalisasi bahasa Indonesia? Sebutkan minimal dua aksi nyata yang dapat dilakukan.
Jawab: 
Mahasiswa punya peran penting sebagai agen perubahan untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke dunia. Mereka menjadi penghubung antara jati diri bangsa dan pergaulan global.
Contoh dua aksi: 
1. Menjadi duta BIPA informal: Ajak teman asing belajar dan memakai bahasa Indonesia sederhana. Kalau ikut proyek internasional, tambahkan abstrak atau ringkasan dalam bahasa Indonesia.
2. Buat konten digital berbahasa Indonesia: Tulis atau buat video, podcast, atau artikel dengan bahasa Indonesia yang baik, tapi tetap menarik agar mudah dipahami banyak orang, termasuk dari luar negeri.

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 1

Memartabatkan Bahasa Indonesia sebagai Wahana Intelektual dan Ilmiah

    Bahasa Indonesia punya peran penting sebagai alat untuk berpikir dan menyampaikan gagasan dalam dunia akademik. Melalui bahasa, seseorang bisa membentuk, mengembangkan, dan menyampaikan ide secara runtut dan logis. Dalam pendidikan tinggi, teks akademik dan teks ilmiah menjadi sarana utama penyebaran ilmu. Teks akademik dipakai untuk menjelaskan gagasan dan refleksi ilmiah, sedangkan teks ilmiah berfungsi menyajikan hasil penelitian secara objektif, sistematis, dan bisa diuji.

    Teks ilmiah biasanya menggunakan bahasa yang formal, objektif, dan tepat. Bahasa yang dipakai harus jelas, padat, dan sesuai dengan kaidah PUEBI. Struktur teks akademik umumnya terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup, sementara teks ilmiah mengikuti format IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion). Dalam menulis karya akademik, penting menjaga ketepatan istilah, kejelasan kalimat, konsistensi gaya, serta mematuhi etika ilmiah seperti menghindari plagiarisme.

    Literasi kritis juga sangat penting dalam membaca dan menulis teks akademik. Mahasiswa perlu bisa memahami isi teks, menganalisis argumen, dan menilai keakuratan data agar mampu berpikir kritis dan ilmiah. Untuk meningkatkan kemampuan ini, perlu ada pembiasaan membaca karya ilmiah, latihan menulis akademik, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Peningkatan literasi akademik tidak hanya membuat kualitas pendidikan lebih baik, tetapi juga membantu mengangkat bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu. Dengan memperbanyak publikasi ilmiah, menciptakan istilah baru, dan menjalin kerja sama riset internasional, bahasa Indonesia berpeluang dikenal luas di dunia sebagai bahasa ilmiah.

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas mandiri 2

Latihan Soal 

A. Soal Pilihan Ganda (10 Soal)

1. Fungsi utama bahasa Indonesia dalam konteks akademik adalah …

a. Alat komunikasi sehari-hari

b. Alat berpikir dan ekspresi intelektual

c. Bahasa populer di media sosial

d. Bahasa pengantar informal

2. Ciri utama bahasa akademik adalah …

a. Menggunakan bahasa santai

b. Banyak menggunakan ungkapan emosional

c. Formal, objektif, dan presisi istilah

d. Bebas dari aturan ejaan

3. Struktur karya ilmiah umumnya mengikuti format …

a. SWOT

b. IMRAD

c. SMART

d. SWOT-IMRAD

4. Yang termasuk jenis teks ilmiah adalah …

a. Artikel jurnal

b. Status media sosial

c. Iklan komersial

d. Puisi populer

5. Kesalahan dalam penggunaan bahasa akademik dapat menyebabkan …

a. Tulisan lebih kreatif

b. Berkurangnya kredibilitas karya ilmiah

c. Pembaca lebih cepat memahami

d. Gagasan lebih mudah diterima

6. Internasionalisasi bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui …

a. Program BIPA

b. Penyederhanaan kosakata populer

c. Mengurangi publikasi ilmiah

d. Menghindari kolaborasi internasional

7. Etika akademik dalam penulisan karya ilmiah menuntut mahasiswa untuk …

a. Menulis bebas tanpa aturan

b. Menghindari plagiarisme

c. Memperbanyak opini pribadi

d. Menggunakan bahasa populer

8. Salah satu ciri kalimat dalam bahasa akademik adalah …

a. Bertele-tele dan panjang

b. Tidak logis

c. Efektif dan padat makna

d. Mengutamakan bahasa gaul

9. Contoh nyata peran bahasa Indonesia sebagai sarana ekspresi intelektual adalah …

a. Membuat status singkat di WhatsApp

b. Menulis makalah ilmiah

c. Membuat meme lucu

d. Menulis surat pribadi

10. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia di tingkat global dapat dilakukan melalui …

a. Diplomasi kebahasaan

b. Mengurangi publikasi ilmiah

c. Membatasi istilah ilmiah baru

d. Mengabaikan kaidah PUEBI 

B. Soal Isian (10 Soal)

  1. Bahasa berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat berpikir
  2. Bahasa akademik menuntut penggunaan presisi istilah yang konsisten dan sesuai bidang ilmu.
  3. Format umum karya ilmiah adalah IMRAD.
  4. Salah satu contoh teks ilmiah adalah Artikel jurnal.
  5. Kesalahan penggunaan ejaan dan istilah dapat mengurangi kredibilitas karya ilmiah.
  6. Penulisan karya ilmiah harus mematuhi etika akademik, termasuk menghindari plagiarisme.
  7. Program internasionalisasi bahasa Indonesia untuk penutur asing disebut BIPA.
  8. Bahasa Indonesia yang baik dan benar mencerminkan kualitas intelektual penulisnya.
  9. Artikel jurnal, buku ajar, dan laporan penelitian termasuk dalam jenis Teks ilmiah.
  10. Penggunaan bahasa Indonesia dalam forum internasional dapat memperkuat identitas bangsa. 

C. Soal Esai (5 Soal)

1. Jelaskan peran bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi dan pikir intelektual!                                Jawab: Bahasa Indonesia punya peran penting sebagai alat untuk mengekspresikan dan mengembangkan pemikiran dalam dunia akademik dan ilmiah. Bahasa tidak hanya dipakai untuk menyampaikan informasi, tapi juga membantu membentuk dan menyusun gagasan secara teratur. 

2. Mengapa bahasa akademik harus bersifat formal, objektif, dan presisi? Berikan contohnya! Jawab: Bahasa akademik perlu punya tiga ciri utama supaya penyampaian ilmu bisa dilakukan dengan benar, jelas, dan bisa dipertanggungjawabkan.

3. Analisislah fungsi teks ilmiah sebagai jembatan ilmu pengetahuan bagi masyarakat!                    Jawab: Teks ilmiah seperti jurnal, buku ajar, dan laporan penelitian berfungsi sebagai wadah untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Tujuannya adalah membagikan hasil penelitian dan pemikiran akademik kepada banyak orang, baik di lingkungan ilmiah maupun masyarakat umum.

4. Bagaimana strategi memartabatkan bahasa Indonesia agar diakui sebagai bahasa ilmu global?        Jawab: 

  • Peningkatan Mutu Publikasi: Dorong penerbitan jurnal ilmiah berbahasa Indonesia yang berkualitas tinggi, sesuai standar internasional, dan terindeks di database global seperti Scopus atau WoS.
  • Pengembangan Istilah Akademik: Buat dan kembangkan istilah ilmiah baru yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia (PUEBI) serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
  • Diplomasi Bahasa dan Program BIPA: Perkuat promosi bahasa Indonesia di tingkat internasional lewat Program BIPA agar lebih banyak orang asing mengenal dan memakai bahasa Indonesia dalam kegiatan ilmiah.
  • Kolaborasi Riset Bilingual: Dorong kerja sama penelitian internasional dengan abstrak atau ringkasan berbahasa Indonesia dan Inggris supaya hasil penelitian Indonesia bisa dikenal lebih luas dan memperkuat posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu.

5. Menurut Anda, apa tantangan terbesar dalam internasionalisasi bahasa Indonesia di era globalisasi?                                                                                                                                          Jawab: kuatnya pengaruh bahasa Inggris yang menjadi bahasa utama dalam dunia ilmu pengetahuan.
 

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 2A

Memartabatkan Bahasa sebagai Wahana Intelektual, Akademik, dan Global

Bahasa berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir dan mengekspresikan gagasan ilmiah. Dalam ranah akademik, bahasa Indonesia berperan penting sebagai media penyusunan ide, penalaran logis, serta pengembangan wawasan ilmiah. Teks akademik dan teks ilmiah sama-sama digunakan untuk menyampaikan pemikiran berbasis ilmu, namun keduanya memiliki perbedaan utama. Teks akademik cenderung bersifat reflektif dan digunakan dalam konteks pembelajaran, sedangkan teks ilmiah bersifat objektif, sistematis, serta mengikuti pola penulisan baku seperti IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion).

Ciri khas teks ilmiah terletak pada penggunaan bahasa yang formal, padat, dan berlandaskan data serta teori. Sementara itu, teks akademik memiliki struktur yang lebih bebas namun tetap runtut—meliputi pendahuluan, isi, dan penutup. Penulisan akademik yang baik menuntut kejelasan ide, ketepatan pemilihan istilah, konsistensi gaya, serta kepatuhan terhadap etika ilmiah seperti kejujuran dan anti-plagiarisme.

Kemampuan literasi kritis menjadi aspek penting dalam dunia akademik karena membantu mahasiswa memahami, menganalisis, dan mengevaluasi teks ilmiah secara mendalam. Peningkatan literasi akademik dapat dilakukan melalui pelatihan menulis, pembiasaan membaca karya ilmiah, serta penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Langkah-langkah tersebut bukan hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga memperkuat posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan yang memiliki daya saing di tingkat global.

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas mandiri 3B

 Pertanyaan Isian (10 Soal)

  1. Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks Pendidikan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.
  2. Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat Formalitas.
  3. Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Pembahasan, dan Kesimpulan.
  4. Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti introduction, methods results, dan discussion
  5. Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan Opini  tanpa dasar ilmiah.
  6. Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh Informasi atau Bukti yang terpercaya.
  7. Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari Plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.
  8. Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas Argumen dalam sebuah teks.
  9. Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks Eksposisi.
  10. Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan Bimbingan  secara berkala.

Pertanyaan Esai (5 Soal)

  1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah, baik dari segi tujuan maupun struktur penulisan. 
    Jawab : Teks akademik dipakai untuk menyampaikan ide dan analisis dalam dunia pendidikan dengan gaya penulisan yang lebih bebas, sedangkan teks ilmiah digunakan untuk melaporkan hasil penelitian secara objektif dan mengikuti format tertentu seperti IMRAD.
  2. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat penting dalam teks ilmiah? Sertakan contoh kalimat untuk memperkuat jawaban.
    Jawab : Bahasa baku membuat tulisan lebih jelas, resmi, dan dapat dipercaya.
    Contoh: “Penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 20% setelah penerapan metode proyek.”
  3. Bagaimana peran literasi kritis dalam membantu mahasiswa menjadi pembaca dan penulis akademik yang lebih baik?
    Jawab : Literasi kritis membantu pembaca menilai kekuatan argumen, menemukan bias, dan memastikan sumber yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
  4. Uraikan prinsip-prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik dan berikan contohnya. 
    Jawab : Penulisan akademik harus memakai bahasa formal, ide yang runtut, dan mencantumkan sumber agar terhindar dari plagiarisme.
    Contoh: Menurut Hyland (2019), " penulisan akademik perlu memahami konteks dan pembacanya."
  5. Menurut Anda, bagaimana implikasi kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia?
     Jawab: Kemampuan menulis dan membaca secara kritis dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, menjaga kejujuran akademik, serta mendorong peningkatan karya ilmiah di perguruan tinggi.

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 3A

Fondasi Literasi di Dunia Pendidikan Tinggi

    Literasi akademik merupakan kemampuan mendasar dalam dunia pendidikan tinggi yang mencakup keterampilan membaca dan menulis secara kritis serta pemahaman terhadap struktur dan tujuan komunikasi ilmiah. Teks akademik digunakan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi secara sistematis dalam konteks pembelajaran, sedangkan teks ilmiah berfungsi memaparkan hasil penelitian secara objektif dan metodologis. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tujuan, gaya, dan tingkat formalitas penulisan: teks akademik lebih fleksibel dan argumentatif, sedangkan teks ilmiah menuntut ketepatan, objektivitas, dan kepatuhan terhadap kaidah penulisan ilmiah.

    Teks ilmiah memiliki karakteristik khusus, seperti objektivitas, sistematika penulisan yang logis, penggunaan bahasa baku, dukungan data empiris, serta penerapan format penulisan tertentu seperti APA atau MLA. Struktur umum teks akademik terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup yang berfungsi menjelaskan latar belakang, menguraikan argumen serta data, dan merumuskan kesimpulan atau refleksi. Dalam penulisan akademik, penting untuk menjaga kejelasan ide utama, kesinambungan antarparagraf, keaslian tulisan dengan mencantumkan sumber, serta konsistensi dalam gaya penulisan agar karya memiliki kredibilitas dan kejelasan ilmiah.

    Selain aspek teknis, literasi akademik juga menuntut kemampuan berpikir kritis terhadap teks yang dibaca. Pembaca perlu menilai validitas argumen, mengenali bias atau asumsi tersembunyi, dan mengevaluasi relevansi sumber informasi. Peningkatan literasi akademik dapat dilakukan melalui pelatihan penulisan ilmiah, penggunaan alat bantu seperti reference manager, serta pembentukan komunitas penulis ilmiah di lingkungan akademik. Dengan penerapan literasi akademik yang baik, proses penyusunan dan penyebaran pengetahuan akan berlangsung secara lebih efektif, etis, dan berintegritas.

Daftar Pustaka

Mahsun, M. (2021). Teknik Menulis Karya Ilmiah: Dari Gagasan hingga Publikasi. Rajawali Pers.
Suharto, B. (2021). Metodologi Penelitian Sosial dan Humaniora. UMM Press.

Thursday, September 25, 2025

A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Terstruktur 1

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara: Pilar Identitas Nasional

Abstrak

    Kajian ini mengulas kedudukan filosofis Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara sekaligus identitas nasional yang memiliki makna lebih luas daripada sekadar sarana komunikasi. Bahasa Indonesia dipandang sebagai lambang persatuan, wujud kedaulatan, serta cerminan martabat bangsa yang mampu menyatukan keberagaman. Dasar yuridis dan sosiologis memperkuat fungsinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta mendukung penguatan sistem pendidikan nasional.

    Di sisi lain, Bahasa Indonesia juga memainkan peran penting sebagai media diplomasi budaya yang merepresentasikan identitas bangsa di kancah internasional. Tanggung jawab menjaga dan mengembangkan bahasa ini merupakan kewajiban bersama antara pemerintah dan masyarakat agar tetap relevan, dinamis, serta adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan demikian, Bahasa Indonesia tetap menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan dan kesinambungan jati diri bangsa.


Kata Kunci: Bahasa Indonesia, identitas nasional, persatuan bangsa, diplomasi budaya, internasionalisasi bahasa.


Pendahuluan 

    Kajian ini menyoroti posisi filosofis Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara sekaligus identitas nasional yang mengandung makna lebih dalam daripada sekadar alat komunikasi. Bahasa ini berfungsi sebagai simbol persatuan, manifestasi kedaulatan, dan representasi martabat bangsa yang mampu mempersatukan keberagaman, dengan dukungan dasar hukum dan sosial yang menguatkan perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta menunjang sistem pendidikan nasional. Di samping itu, Bahasa Indonesia juga memiliki peran strategis dalam diplomasi budaya yang menampilkan jati diri bangsa di panggung internasional. Oleh karena itu, pelestarian dan pengembangannya merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat agar tetap relevan, dinamis, serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, sehingga terus menjadi fondasi utama bagi keutuhan dan keberlanjutan identitas bangsa.


Permasalahan 

  1. Sampai sejauh mana Bahasa Indonesia berkontribusi dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat serta mendiseminasikan ilmu pengetahuan?
  2. Bagaimanakah Bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sarana strategis untuk mengekspresikan jati diri bangsa di ranah internasional?
  3. Langkah apa yang paling krusial dilakukan guna menjaga keberlangsungan Bahasa Indonesia sebagai penopang integritas identitas nasional?
  4. Sejauh mana penggunaan Bahasa Indonesia dalam ruang publik dan media merepresentasikan tekad bersama dalam mempertahankan identitas nasional?
  5. Apa alasan merawat dan mengembangkan Bahasa Indonesia dipandang sebagai langkah strategis dalam mempertahankan keutuhan jati diri bangsa?

Pembahasan

1. Peran Bahasa Indonesia dalam Peningkatan Kecerdasan dan Penyebaran Ilmu Pengetahuan

    Bahasa Indonesia memiliki peran penting sebagai simbol persatuan sekaligus identitas nasional yang mampu merangkul keberagaman budaya dan menampilkan jati diri bangsa di kancah internasional. Fungsinya semakin menonjol dalam diplomasi, kerja sama antarnegara, serta pengakuan dunia, termasuk pengakuan UNESCO pada 2023 yang turut mendorong pembelajaran bahasa Indonesia di luar negeri. Selain menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan karya budaya, bahasa ini juga semakin relevan di era digital melalui konten serta aplikasi yang melibatkan generasi muda. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai instrumen strategis untuk menegaskan kedaulatan, memperkuat budaya, dan meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global.

2. Bahasa Indonesia sebagai Instrumen Strategis Ekspresi Identitas Bangsa di Kancah Internasional

    Bahasa Indonesia tidak semata-mata berperan sebagai sarana komunikasi, melainkan juga sebagai simbol identitas nasional yang merefleksikan kekayaan budaya, sejarah, dan nilai sosial masyarakat. Dalam ranah internasional, penggunaannya sebagai instrumen diplomasi budaya membantu memperkuat citra Indonesia sekaligus menjadi media untuk menyampaikan pesan perdamaian serta membangun kerja sama antarnegara. Berbagai upaya promosi, termasuk program BIPA dan pengakuan dari organisasi internasional, semakin mendorong bahasa Indonesia menuju status global, sehingga mempertegas kedudukan Indonesia dalam kancah dunia.


3. Upaya Krusial dalam Menjaga Keberlangsungan Bahasa Indonesia sebagai Penopang Integritas Nasional

    Upaya menegakkan kedaulatan Bahasa Indonesia diwujudkan melalui regulasi, seperti Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur penguatan penggunaannya di ruang publik dan dokumen resmi, serta lewat program Trigatra Bangun Bahasa yang menekankan prioritas pada bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing. Langkah ini harus ditopang pendidikan Bahasa Indonesia yang kokoh, inklusif, dan relevan di setiap jenjang, agar generasi muda memiliki kesadaran berbahasa sekaligus menginternalisasikannya sebagai identitas budaya. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat kebijakan kebahasaan, termasuk revitalisasi bahasa daerah dan pengawasan praktik berbahasa di ruang publik maupun media, demi memastikan kualitas dan martabat bahasa Indonesia tetap terjaga.

4. Refleksi Komitmen Kebangsaan melalui Penggunaan Bahasa Indonesia di Ranah Publik dan Media

    Penegakan kedaulatan Bahasa Indonesia diwujudkan melalui regulasi, salah satunya Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur pemakaian bahasa di lembaga pemerintahan, media, serta ruang publik sebagai bentuk komitmen bersama dalam memperkuat identitas dan persatuan bangsa. Peran masyarakat juga krusial, ditunjukkan dengan adanya daerah seperti Sulawesi Selatan yang dijadikan contoh praktik penggunaan bahasa negara di ruang publik. Upaya tersebut semakin diperkuat melalui pembinaan Badan Bahasa terhadap berbagai lembaga publik agar tetap konsisten mengutamakan Bahasa Indonesia, sehingga tercermin kesungguhan nasional dalam menjaga martabat bahasa.

5. Strategi Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia untuk Meneguhkan Keutuhan Jati Diri Bangsa

    Bahasa Indonesia berfungsi bukan sekadar sarana komunikasi, melainkan juga sebagai lambang identitas dan kebanggaan nasional yang merefleksikan nilai-nilai sejarah, sosial, dan budaya bangsa. Di tengah keragaman etnis serta bahasa daerah, bahasa ini hadir sebagai perekat yang menguatkan persatuan dan solidaritas nasional. Dalam konteks globalisasi, Bahasa Indonesia menjadi benteng untuk menjaga jati diri dan kedaulatan budaya dari pengaruh luar, sekaligus berperan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta ekspresi budaya yang dapat diwariskan kepada generasi penerus.

Kesimpulan

    Bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting sebagai penanda identitas nasional sekaligus sarana pemersatu yang mampu menyatukan keragaman budaya serta mempertegas jati diri bangsa di tingkat global. Perannya tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai medium pengembangan ilmu pengetahuan, diplomasi antarnegara, dan instrumen strategis dalam mempertahankan kedaulatan serta daya saing bangsa di era modern.

    Pemeliharaan dan penguatan bahasa ini diwujudkan melalui penerapan regulasi, pendidikan yang inklusif, serta pembinaan di ruang publik dan media dengan dukungan penuh dari masyarakat. Dengan cara tersebut, Bahasa Indonesia tidak hanya terjamin keberlangsungan dan mutunya, tetapi juga terus tumbuh sebagai fondasi persatuan dan identitas bangsa yang adaptif terhadap perkembangan zaman.


Saran 

  1. Pemerintah diharapkan dapat terus memperkokoh regulasi kebahasaan sekaligus memastikan penerapannya di ruang publik maupun media, sehingga mutu penggunaan Bahasa Indonesia tetap terjaga dengan baik.
  2. Dalam bidang pendidikan, pembelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya diarahkan secara lebih kontekstual dan inovatif agar generasi muda memiliki rasa bangga serta kesadaran yang kuat dalam menggunakannya sebagai bahasa persatuan.
  3. Partisipasi masyarakat juga sangat penting, baik melalui praktik berbahasa sehari-hari, karya tulis, maupun pemanfaatan teknologi digital, guna mendukung upaya pelestarian dan pengembangan Bahasa Indonesia.
  4. Promosi Bahasa Indonesia di tingkat global perlu ditingkatkan melalui program BIPA, diplomasi budaya, serta kerja sama internasional, agar semakin mendapat pengakuan dunia.
  5. Penguatan kosakata ilmiah dan teknologi dalam Bahasa Indonesia harus digalakkan, sehingga bahasa ini mampu menghadapi dinamika zaman dan tetap relevan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Daftar pustaka

  • Antari, Luh Putu Swandewi. (2019). Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional Indonesia. Stilistika, 8(1), November.
  • Asmaradita, dan Kezia Oktavioni. (2023). Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional Indonesia. Binus University.
  • Badan Bahasa DIY. (2025). Bahasa Indonesia disetujui menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  • Hoerudin, Cecep Wahyu. (2021). Implementasi Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional dan sarana penguatan karakter masyarakat. Jurnal Kelola Ilmu Sosial, 4(2).
  • Infopublik. (2025). Permendikdasmen 2025: Tegakkan kedaulatan Bahasa Indonesia, perkuat identitas bangsa.
  • Kompasiana. (2024). Peran strategis Bahasa Indonesia dalam mengokohkan identitas nasional.
  • Nur Alam, Gilang. (2023). Internasionalisasi Bahasa Indonesia di ASEAN: Suatu upaya diplomatik Indonesia. Jurnal Dinamika Global, 7(1).


A22_Ardelia Nurzahra_Tugas Mandiri 4B

Latihan Soal 10 Soal Isian Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan  Gaya Bahasa Ilmiah . Kalimat efek...